JPIC BRUDER MTB BERSAMA DAD KECAMATAN KEMBAYAN FASILITASI DISKUSI DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIR SEDUNIA TAHUN 2019

Foto Bersama selesea kegiatan Hari Air Sedunia tahun 2019
Foto : Hendrikus Hendi

Kuala Dua Kecamatan Kembayan - Dalam rangka menyambut serta merayakan Hari Air Sedunia pada 22 Maret 2019,  JPIC (Justice, Peace and Integrrity Of Creation/Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan) Bruder MTB Kuala Dua bersama DAD Kec. Kembayan melaksanakan pertemuan bersama KOMPRA, WALHI, AMAN, TuK Indonesia, Konsorsium Reforma Agraria dengan DAD, para Temenggung, Tokoh masyarakat serta Perwakilan Perempuan dari wilayah Kec. Kembayan, Tayan Hulu, Parindu serta wilayah sekitar Perbatasan.


Kegiatan pertemuan bersama ini dilaksanakan di Bori Tajau Obih Edueap Kuala Dua Kompleks Bruderan MTB Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat dimulai pada pukul 09.00 wib dan berakhir pada pukul 17.00 wib, pada Sabtu 16 Maret 2019 lalu.

Peringatan Hari Air sedunia yang dilaksanakan oleh JPIC Bruder MTB Kuala Dua bersama DAD Kecamatan Kembayan mengangkat tema "Membumikan Keadilan Ekologis untuk Keselamatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Kalimantan Baru" kegiatan dihadiri sekitar 60an orang peserta.


Latar belakang pertemuan kali ini adalah, melihat persoalan AIR sangat URGEN dan MENDESAK bagi hajat hidup orang banyak saat ini. Air menjadi begitu mahal, padahal air diberikan oleh Tuhan kepada manusia dan ciptaan lain dengan cuma-cuma. Dan ketika air menjadi mahal, orang baru menyadari bahwa uang tidak bisa memuaskan dahaga.

Melihat situasi dan Kondisi Sumber Daya Alam secara khusu Sumber Daya AIR yang ada pada saat ini sangat-sangatlah terancam kelestariannya. JPIC Bruder MTB menjelaskan bahwa kegiatan ini perlu dilaksanakan, agar dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat betapa PENTINGNYA air bagi kehidupan kita.

"Sekarang krisis air, persoalan air ini menjadi persoalan utama. Kembalikan air bersih ini untuk kita, karena air sudah mulai kurang." Sampai Bruder Gerardus.


Beliau mengharapkan juga agar Masyarakat bisa membangun relasi yang baik dengan alam, saling menghormati, menghargai sebagai hak ciptaanNya.

Beliau menyampaikan tujuan pertemuan ini adalah agar DAD bersama para temenggung dan elemen masyarakat dapat merumuskan bersama akan Urgen dan Mendesaknya AIR untuk dilestarikan dan diselamatkan.

Sebagai narasumber pada kegiatan ini, JPIC Bruder MTB Kuala Dua menghadirkan WALHI, AMAN dan TuK Indonesia untuk menyampaikan Gambaran dan Keadaan lingkungan sumber daya alam secara khusus sumber daya Air disekitar Indonesia secara khusus Kalimantan.

Dalam penyampaiannya NORMAN JIWAN mewakili TuK INDONESIA mendorong para Pemangku Adat diwilayah ini untuk menyelamatkan Air dengan cara membuat kesepakatan bersama agar tempat-tempat diwilayah hulu sungai dikeramatkan, karena dengan dikeramatkan berarti kita menghormati secara sungguh akan sumber mata air bagi kehidupan kita.


"Kalau tidak kita keramatkan, air itu tidak lagi memberi kita kehidupan" ungkapnya.

Beliau mengarahkan agar para Temenggung antar Kabupaten, Kecamatan dapat bekerja sama untuk menyelamatkan sumber-sumber mata air, seperti Gunung Bentuang sebagai IBU MATA AIR KITA yang saat ini kaki gunung Bentuang itu mengalami penghancuran.

Hal yang sama disampaikan juga oleh peserta pertemuan dari wilayah Kecamatan Tayan Hulu bahwa gunung SEMAUNG yang berada diantara Desa Kedakas dan Pandan Sembuat juga bersifat Urgen dan Mendesak untuk dijaga, dilestarikan dan diselamatkan dari keterancaman pembangunan perkebunan serta pertambangan batu disekitar kaki Gunung tersebut.

Pada kesempatan yang sama Ketua Dewan Adat Dayak Kecamatan Kembayan Yoseph Andi,SP bersama Sekretaris DAD Kecamatan Kembayan Drs. Yosep juga menyampaikan bahwa keprihatinan terhadap Sumber Mata Air dan DAS saat ini sangat Urgen dan Mendesak.


Pihak DAD mengharapkan peran serta dari Masyarakat Adat agar dapat menjaga, merawat sumber-sumber mata air yang ada disekitar mereka, sehingga mereka dapat mengkonsumsi air yang bersih dan berkelanjutan.

Kepada pemerintah Sekretaris DAD Kecamatan Kembayan Drs. Yosep berharap agar pemerintah menghentikan pemberian ijin untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit dan khususnya kepada perusahaan, karena selama ini  perkebunan kelapa sawit skala besar telah menjadi faktor penyebab proses rusaknya lingkungan hidup dan mengeringnya Sumber Mata Air sampainya.


Pertemuan Bersama ini menghasilkan beberapa komitmen bersama sebagai berikut :

1. Melakukan tindakan peringatan dini, penegakan hukum dan mengoptimalkan pengawasan terhadap praktik penebangan liar baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

2. Tidak memberikan ruang bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit, terutama di daerah sumber Mata Air, Daerah Aliran Sungai dan Danau.

3. Melakukan pemulihan secara nyata terhadap DAS dan sumber mata air yang rusak dengan REBOISASI.

4. Tanaman kelapa sawit yang ditanam sekitar bantaran sungai ditebang atau dicabut, dan diganti dengan tanaman pohon lainnya.

5. Penambangan emas dan galian C di tepi sungai dihentikan.

6. Tidak melakukan penubaan ikan dengan bahan  berbahaya beracun (B3) dan strum.

7. Tidak membuang sampah dan plastik di sungai.

8. Melindungi Hutan dan Tembawang sebagai Sumber Mata Air.










Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP KRIMINALISASI

STOP KRIMINALISASI
MAD

Ucapan Selamat

Ucapan Selamat
Selamat Natal dan Tahun Baru

IKLAN

IKLAN
Pasang Iklan disini 0852 4996 2992

LOGO

LOGO
Garuda Pancasila

Categories

Label

Total Tayang Postingan

Mari Berkontribusi

Mari Berbagi Informasi...!!!
Tuangkan informasi di sekitar anda dengan mengirimkan Narasi/Tulisan beserta dokumentasi nya kepada Kami. di No WA.0852.4996.2992

Pages