• Informasi Tayan Hulu

    Dalam Situs ini kami akan bergai informasi yang terjadi di seputar Kecamatan Tayan Hulu.

  • Kriminal

    Kami juga akan menyajikan Informasi Kriminal yang terjadi di Seputar Kabupaten Sanggau.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

BERBAGI KASIH NATAL, OMK PARSOK BAGI KADO NATAL DI STASI TABOT GALONG


PAROKI KRISTUS RAJA SOSOK - Orang Muda Katolik Paroki Kristus Raja Sosok Keuskupan Sanggau berbagi Kasih dalam rangka perayaan Natal Bersama di Stasi Tabot Galong Desa Berakak Paroki Kristus Raja Sosok pada Jumat (28/12/18) lalu.

Misa Natal Bersama ini dipimpin oleh Pastor Kepala Paroki Kristus Raja Sosok P. John Eddi, Pr. Kegiatan dimulai pukul 19.00 Wib dan berakhir sekira pukul 21.00 Wib.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kewilayahan Dusun Tabot Galong dan  Ketua RT setempat, serta Orang Muda Katolik Pusat Paroki dengan tujuan memberi support dan semangat kepada para OMK dan Umat Katolik di Stasi ini.
Perayaan Natal Gereja Katolik untuk tahun ini mengangkat tema "YESUS KRISTUS, HIKMAT BAGI KITA" Tema ini di tetapkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama dengan Persekutuan Gereja-gereja Di Indonesia (PGI).


Terlihat antusias Umat Katolik di Stasi ini menyambut kedatangan rombongan OMK Paroki Pusat bersama Pastor.

Nampak para orang tua, remaja dan anak-anak ikut merayakan Misa Natal Bersama ini dengan antusias riang dan gembira, berdasarkan pengamatan kira-kira ada sekitar kurang lebih 200 orang yang menghadiri kegiatan Natal Bersama ini.

Setelah Misa selesai, acara dilanjutkan dengan kegiatan pembagian Baju dan Rosario sebagai kado Natal bagi para OMK di Stasi ini oleh OMK Pusat Paroki.

Setelah selesai Misa dan Pembagian Kado Natal, Panitia Natal Bersama Stasi ini menjamu rombongan OMK Pusat Paroki beserta Pastor Paroki dengan jamuan ala Masakan Ibu-ibu dan OMK Stasi setempat.

Adalah mewakili OMK Pusat Paroki SILVESTER menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya, atas Sambutan dan Jamuan yang telah diberikan oleh Umat Katolik secara keseluruhan di Stasi Tabot Galong ini, kepada rombongan turnei yang dipimpin oleh Pastor John yang juga adalah Pastor Kepala di Paroki Sosok ini.

Beliau juga menyampaikan bahwa ini adalah salah satu bentuk nyata dari Pelayanan Rohani dari teman-teman OMK Pusat Paroki kepada teman-teman OMK dan Umat dikampung-kampung dalam hal mensupport untuk selalu hidup menggereja di lingkungan masing-masing.

Memang berdasarkan pantauan awak media, kegiatan OMK Pusat Paroki Kristus Raja Sosok cukup gencar dalam berturnei mengunjungi OMK di kampung/Stasi di wilayah kerja Paroki Sosok ini, namun jika dilihat partisipasi keaktifan dari para anggotanya masih KURANG.

Ini merupakan tugas cukup berat bagi para OMK Pusat yang sudah aktif, untuk bagaimana mengaktifkan para OMK yang selama ini belum merasa terpanggil untuk membagi pelayanan kepada OMK di kampung/stasi di pedalaman wilayah kerja Parsok.

Share:

TAHUN POLITIK 2018/2019 INI PESAN PASTOR PAROKI SOSOK KEPADA PARA PEMIMPIN UMAT

PAROKI SOSOK - Pastor Kepala Paroki Kristus Raja Sosok Keuskupan Sanggau, Pastor John Eddi, Pr menyampaikan beberapa pesan terkait tahun politik 2018 dan 2019 yang dihadapi oleh umat Katolik Separoki Kristus Raja Sosok pada saat pertemuan para Pemimpin Umat Katolik Separoki pada Minggu, 02/12/18.

Kepada para peserta Pertemuan Pemimpin Umat Katolik Separoki Kristus Raja Sosok, Pastor John berpesan beberapa hal sebagai berikut :

1. Umat Katolik Sosok khususnya para Ketua Kring dan PENGURUS Umat di kampung tidak boleh mengizinkan menggunakan Gedung Gereja untuk berkampanye yang bersifat dialogis, atau bentuk lainnya, karena kehadiran gedung gereja untuk ibadat atau sembahyang.

2. Di Larang memasang baliho ucapan selamat hari raya natal yang didalam baliho tertera photo caleg didepan maupun dalam Gereja, hendaknya ucapan selamat natal dibuat tersendiri Tampa embel-embel yang berbau politik.

3. Para Pengurus Umat atau Ketua Umat mohon jangan menjadi TimSes dalam kampanye, karena akan membuat kebersamaan dan kerukunan dalam Gereja terpecah.

4. Umat Katolik berusahalah bersikap netral untuk menjaga kebersamaan dalam Gereja pilihan boleh berbeda, partai boleh beda tetapi dalam Gereja tetap satu Iman. Bila ada yang mendukung caleg tertentu, yakinlah pada pilihan anda dan berdoalah agar pilihan yang anda yakini bisa menjadi yang terbaik.

Demikian penyampaian pesan Pastor saat mengakhiri pertemuan para Pemimpin Umat Katolik Separoki Kristus Raja Sosok.
Kegiatan pertemuan Pemimpin Umat Katolik dalam rangkaian Seminar Sehari serta Pertemuan Tahunan para Pemimpin Umat Separsok berjalan aman dan lancar. Kegiatan ditutup dengan doa penutup oleh Pastor John Eddi,Pr.

Share:

DPP PAROKI KRISTUS RAJA SOSOK LAKSANAKAN RAPAT TAHUNAN DAN SEMINAR SEHARI

Paroki Sosok - DPP Paroki Kristus Raja Sosok Keuskupan Sanggau melalui Seksi Bina Iman Umat mengadakan PERTEMUAN PEMIMPIN UMAT Separoki Kristus Raja Sosok dan SEMINAR SEHARI dengan tema MAJU BERSAMA MELANGKAH PASTI. Kegiatan dihadiri 73 orang peserta yang terdiri dari Pengurus DPP dan Para Pemimpin Umat Separoki Kristus Raja Sosok. Kegiatan dimulai pada pukul 09.30 wib setelah selesai Misa dan berakhir pada pukul 17.00 wib di Aula Paroki Kristus Raja Sosok pada Minggu, 02/12/18.

Kegiatan ini bertujuan untuk Melatih para Pemimpin Umat di kring dan stasi/kampung-kampung Separoki Kristus Raja Sosok, agar dapat melaksanakan tugas sebagai Pemimpin Ibadat di kring dan Stasi/kampung secara benar sesuai dengan panduan Buku PSHMR  Masa Biasa dan PSHMR Masa Khusus terbaru yang dikeluarkan oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia.

Pada pengantarnya pembawa acara yang menjabat ketua DPP Kristus Raja Sosok Erik, S.pd menyampaikan bahwa " dikampung masih banyak penyampaian keluhan dari para pemimpin umat akan Tata Perayaan Sabda serta penyuasaian lagu-lagi saat Sembahyang, oleh karena itu kegiatan ini dilaksanakan" sampainya.

Kemudian pada kesempatan yang sama memberi pengantar selaku Seksi Bina  Iman Umat di Kepengurusan DPP Parsok Ibu Agustinawati "Tujuan kegiatan hari ini adalah pelatihan Tata Perayaan Ibadat bagi para pemimpin umat agar bisa memahami mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan oleh para pemimpin umat dalam memimpin Ibadat" sampainya.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi Seminar oleh P. Vincent,Pr dan dibantu oleh P. John Eddi,Pr selaku Pastor Kepala Paroki Kristus Raja Sosok. Pada sesi pertama Pastor Vincent menyampaikan kepada para Ketua dan Pemimpin Umat terkait Tata Perayaan Ekaristi dan Tata Perayaan Sabda pada hari minggu biasa dan hari raya dalam satu periode tahun Liturgi.

Beliau memulai materi dengan satu pertanyaan "Apa perbedaan Perayaan Ekaristi dan Perayaan Sabda ?" Dari pertanyaan nya itu muncul berbagai pendapat dari para peserta seminar yang pada dasarnya untuk menguji pemahaman para peserta akan materi yang akan disampaikan.

Dari beberapa pendapat peserta Pastor Vincent mengambil jawaban sederhana bahwa "Perbedaan Perayaan Ekaristi dan Perayaan Sabda yang sederhana adalah beda nama nya, kalau Ekaristi ada Misanya, sedangkan Perayaan Sabda hanya Ibadat Sabda" sampainya saat membuka materi seminar.

Penyampaian materi dilakukan dengan metode pembacaan materi dan penjelasan materi oleh Narsum dan dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta kepada Narsum. Dari berbagai pertanyaan para peserta semua pertanya yang menjadi kemelut dalam benak para peserta akhirnya terjawab dengan penjelasan dari Nara sumber. Menyelingi beberapa pertanyaan dari para peserta, sempat juga terlontar pertanya yang lucu dari salah seorang peserte Bpk. Lazarus Limseng Pemimpin Umat Stasi/Kampung Topis "Tahun berapa Tuhan Yesus lahir,?" Pertanyaan tersebut sontak mengundang gelak tawa dari para peserta seminar.

Menjawab pertanyaan tersebut Pastor Vincent menjelaskan bahwa tahun Masehi saat ini sudah 2018 tahun, jadi kelahiran Tuhan Yesus adalah saat tahun Masehi ditetapkan. Masehi sama dengan tahun Mesias Lahir jelasnya.

Selang beberapa waktu pertanyaan yang menggelitik muncul lagi dari salah seorang Pemimpin Umat Bpk. Herkulanus Anus dari Stasi/kampung Ensibo "Ada Pemimpin Umat yang meminta honor, bagaimana itu.?" Tukasnya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Pastor Vincent menjelaskan bahwa "Tugas memimpin umat adalah tugas PELAYANAN yang artinya melayani Tampa pamrih." Jelas Pastor.

Kemudian tidak luput juga Pastor Kepala Paroki Sosok, Pastor John Eddi,Pr menyampaikan situasi seputar umat Katolik di wilayah Stasi/kampung dalam wilayah Parsok "Saat ini umat kita dalam keadaan krisis iman, dimana nenek-nenek, ibu-ibu dan anak-anak saja yang rajin datang ke gereja untuk  bersembahyang sementara Bapak-Bapaknya kurang." Sampainya.

Beliau juga menambahkan "Remaja kita terancam oleh sosial media saat ini yang sangat membahayakan, dimana Sembahyang malas bersosmed rajin. Pungkasnya.

Memang melihat dari situasi disekitar kita, Sosmed memberikan dampak Positif dan Negatif tergantung dari para penggunanya. Jika digunakan dengan bijak, sosmed akan menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi para pengguna, namun jika disalah gunakan sosmed akan berdampak buruk bagi kaum remaja yang menjadi masa depan gereja dan masyarakat.

Kemudian pada sesi kedua Pastor Vincent menyampaikan materi tentang Cara Memimpin Ibadat Sabda bagi kaum awam/Pemimpin umat. Penyampaian terkait tindakan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh para Pemimpin Ibadat saat membawakan Ibadat Sabda di Stasi/kampungnya masing-masing.

Menyelingi materi sesi kedua, Ketua DPP Parsok Erik,S.pd meminta kepada Narasumber untuk menjelaskan kepada para peserta terkait sikap umat saat mengikuti Misa digereja yaitu sikap bertanda Salib serta sikap menghormati saat Misa. Menanggapi permintaan tersebut Pastor Vincent menjelaskan beberapa hal penting saat mengikuti perayaan Misa "Tanda Salib besar dilakukan dua kali saat membuka dan menutup Misa/Ibadat, sedangkan tanda salib kecil dilakukan satu kali saat pembukaan pembacaan Injil Kristus" sampainya.

Kemudian Pastor menambahkan "Berlutut dilakukan untuk menghormati Hosti/Tubuh Kristus (Roti yang sudah diKonsekrasi oleh Imam) yang disimpan di tabernakel. Namun jika tidak ada Hosti/Tubuh Kristus, umat cukup bersikap membungkuk/menunduk menghadap kepada Salib Altar." Sampainya.

Kemudian acara berlanjut hingga sesi yang ketiga, untuk sesi ketiga disampaikan oleh Pastor John Eddi,Pr dengan materi Administrasi Paroki, Laporan statistik keadaan umat di kring dan Stasi/kampung sewilayah Parsok. Di penghujung acara Pertemuan dan Seminar, Pastor Kepala Pastor John Eddi,Pr melaporkan kepada para Peserta pertemuan terkait pembangunan disekitar lingkungan gereja untuk tahun 2018. AdaPembangunan ruang makan asrama, pembangunan garasi umat, pembuatan pintu terbuka di aula dan beberapa pembangunan lainya.

Tidak luput juga sebelum menutup kegiatan Pastor juga mengingat akan tahun politik yang akan dihadap, "Pengurus Umat dikampung tidak boleh mengizinkan menggunakan gedung gereja untuk berkampanye yang bersifat dialogis, atau bentuk lain nya" sampainya.
Share:

JPIC Bruder MTB, Fasilitas FGD NGO/LSM di Kalbar untuk Persiapan Pendampingan Reforma Agraria di Kabupaten Sanggau

seputartayanhulu.blogspot.com. Kembayan -Forum Konsolidasi Organisasi Masyarakat Sipil untuk Pelaksanaan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS) di Kabupaten Sanggau, menyelenggarakan diskusi group terfokus (FGD) Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 09.00 wib dan berakhir pada pukul 16.00 wib di Pondok/Bori Tajau Obih Edueap – Komplek Bruderan MTB Kuala Dua Kecamatan Kembayan kabupaten Sanggau pada Kamis, 29/11/2018 lalu.

Kegiatan ini di fasilitasi oleh JPIC Kongregasi Bruder MTB Kuala Dua  dengan menghadirkan Narasumber dari NGO/LSM : ELPAGAR, AMAN Kalbar, Institut Dayakologi, Walhi Kalbar, Sawit Watch dan TuK. Kegiatan dibuka oleh Ketua JPIC  Gerardus, MTB serta dipandu oleh Fubertus Ipur (Elapagar) dengan peserta Pengurus Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Muda, Ormas Dayak, serta para perwakilan petani sawit dari beberapa kecamatan sekitar.

Kegiatan ini bertujuan untuk: 
(1). Up-date perkembangan kondisi terkini pelaksanaan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS) di Kabupaten Sanggau. 
(2). Terbentuknya komite atau aliansi masyarakat sipil untuk pengawalan pelaksanaan RAPS di Kabupaten Sanggau. (3). Rumusan isu dan rencana aksi strategis bersama (komite dan jaringan pegiat RAPS) untuk mendorong dan mengawal pelaksanaan RAPS di Kabupaten Sanggau.

Sebagai pengantar Diskusi Sterring Comittee Cion Alexander menyampaikan latar belakang Forum Diskusi ini.
“Selama ini, atas nama pembangunan dan kepentingan kaum pemodal, hak-hak (tanah) rakyat petani terampas. Kelompok sosial utama yang terkena dampak dari konflik agraria ini adalah para petani. Oleh karena itu dalam pertemuan ini kita membahas dan mengambil sikap karena konflik agraria ini diprediksi akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan tanah untuk pembangunan infrastruktur, industrialiasi, perkebunan sawit sekala besar, hutan lindung, pertambangan dan lain sebagainya yang begitu masif,” paparnya.


Dalam pembahasan, Pak Kris Bunui dari Institut Dayakologi mengajak peserta untuk berjuang bersama mengembalikan tanah-tanah adat kepada pemiliknya sesuai dengan haknya masing-masing.

Di akhir acara yang menjadi rekomendasi adalah agar segera lakukan percepatan pemetaan wilayah tanah masyarakat adat.
“Pemetaan wilayah yang dilengkapi dengan profil sangat penting dan hal ini harus terhubungkan dengan agenda pemerintahan daerah agar pemetaan ini segera dan cepat diselesaikan agar kita mendapat data terhadap izin lokasi HGU apapun PTnya bisa teridentifikasi secepatnya sehingga kita bisa mengambil langkah penyelesaian,” saran Norman.


Yoseph Andi, SP Ketua DAD Kecamatan Kembayan mengapresiasi komunitas-komunitas sosial yang peduli dalam memperjuangkan penanganan permasalahan yang berkaitan dengan agraria.

“Kami apresiasi kepada komunitas sosial yang peduli terhadap penyelesaian konflik agraria ini. Permasalahan justru di tingkat bawah. Karena itu dalam menyelesaikan permasalahan tersebut perlu adanya komitmen dan kerjasama antara komunitas dengan masyarakat,” ungkapnya.

Ipur salah satu dari tim Starring Comitte menegaskan agar permasalahan agraria diselesaikan bersama.

“Kita perlu bersama-sama dan bersatu, karena perusahaan yang ada di masing-masing desa pasti punya masalah tertentu. Oleh karena itu kami perlu hal kongkrit dan usulan harus datang dari bawah. Maka usai pertemuan ini kita harus mendeklarasikan program reforma agraria ini di desa masing-masing,” usulnya.


Di akhir pertemuan poin-poin yang menjadi rencana tindak lanjut RAPS dengan dateline Februari 2019 harus selesai adalah:
1. Membentuk komunitas yang bernama “Koalisi Masyarakat Percepatan Reporma Agraria” (KOMPRA)
2. Pemetaan wilayah di masing-masing desa.
3. Membuat Sekretariat Bersama KOMPRA, di Pondok/Bori Tajau Obih Edueap – Komplek Bruderan MTB, Kuala Dua Kecamatan Kembayan.
4. Buat Grup Whatsapp KOMPRA
5. Mengadakan pelatihan Peningkatan Kapasitas.
6. Melaksanakan Pelatihan Pemetaan.
7. Laporkan Ke Bupati Sanggau.


Foto Peserta Diskusi Group Pelaksanaan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS)


Sebagai penutup Pengurus JPIC Konggregasi Bruder MTB Kuala Dua Br. Yohanes de Deo, MTB menyampaikan Pesan Bori Tajou Kepada Anak Cucu .
Share:

SEPEKAN GAWAI RAKYAT DAYAK SERUMPUN


Kembayan - Setelah melaksanakan sepekan kegiatan acara Gawai Rakyat Dayak Serumpun (GSDR) dari tanggal 19-25/11/2018 dan Deklarasi Perkumpulan Persaudaraan Dayak Serumpun yang di Buka pada tanggal 21/11/2018 lalu oleh Bupati Sanggau Paolus Hadi serta dihadiri oleh sekretaris MADN Yakobus Kumis, Humas DAD Sanggau, para pengurus DAD, Forkompincam, Kades, Kadus dan Tokoh Masyarakat, anggota Masyarakat dan undangan lainnya dari 5 Kecamatan yaitu Kembayan, Beduai, Sekayam, Noyan dan Entikong di rumah Betang Romin Bunuo Sebongkuh wilayah Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau berakhir pada hari Minggu, 25/11/2018 lalu.

Kegiatan GRDS ini dibarengi dengan Pendeklarasian Ormas Dayak yang di beri nama Persaudaraan Dayak Serumpun (PDS) yang di bentuk oleh generasi muda Dayak dengan Visi "Menjadi Ormas Dayak yang Mandiri, Tangguh, Terampil, Terdepan dan Terpercaya Dalam Mempererat Persatuan dengan Semangat Kebersamaan dan Persaudaraan Dayak Satu Darah di Dunia".

Dan Misi "Memelihara dan Meningkatkan Semangat Persaudaraan Dayak Satu Darah di Dunia Dengan Mendukung dan Memperkuat Eksistensi Lembaga-Lembaga Adat Dayak, Menggali dan Melestarikan Nilai-Nilai Seni, Budaya dan Adat Istiadat Dayak, serta Berperan Aktif di Bidang Pendidikan, Hukum, Politik, Ekonomi, Sosial, Pertahanan dan Keamanan Yang Berkelanjutan Untuk Mewujudkan Persatuan, Kesatuan dan Perdamaian Dunia".
Hal ini disampaikan oleh sang inisiator PDS Cristo S. Lomon dalam sambutannya "Pembentukan PDS ini didasari rasa keterpanggilan insan-insan generasi muda Dayak untuk membangkitkan Persatuan Bangsa Dayak yang terlahir dari berbagai sub suku yang berbeda bahasa, terpisah wilayah, berbeda negara, namun banyak persamaan dalam seni dan budaya untuk menjadi Dayak yang bersaudara satu darah dan serumpun." ucapnya pada pembukaan Deklarasi PDS Rabu, 21/11/18 lalu di Rumah Betang Romin Bunuo Desa Sebungkuh Kecamatan Kembayan.

Hal senada disampaikan juga oleh Ketua Panitia Pelaksana GRDS Ambrosius Kidul "bahwa PDS merupakan organisasi indevenden yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika".

Pada kesempatan yang sama Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang diwakili Sekjen Yakobus Kumis berpesan " Dayak harus bersatu dan kuat, sehingga bisa berjaya"

Bupati kabupaten Sanggau Paolus Hadi berharap Ormas PDS ini menjadi wadah untuk mempersatukan Dayak tampa membeda-bedakan suku dan agama.

Adapun Naskah Deklarasi Persaudaraan Dayak Serumpun di bacakan oleh Dewan Pengarah PDS Selinus pada saat Deklarasi tanggal 21/11/18 lalu berbunyi :
1. Darah Dayak Tetaplah Dayak, Kepercayaan Dan Agama Adalah Pilihan.
2. Walau Berbeda-beda Sub Suku Tetapi Kami Adalah Dayak Yang Satu Darah.
3. Kami Bertekad Memelihara Dan Meningkatkan Semangat Persatuan Dalam Persaudaraan Dayak Satu Darah.
4. Menyakiti Satu Dayak Berarti Menyakiti Seluruh Bangsa Dayak.
5. Kami Mendukung Dan Mengawal Tetap Tegaknya NKRI Yang Berdasarkan Pancasila, UUD 1945 Dan Bhineka Tunggal Ika.
6. Kami Bertekad Memuliakan, Mengawal, dan Menegakkan Harga Diri dan Jati Diri Bangsa Dayak Beserta Lembaga Adat Dayak Dan Seluruh Perangkatnya.
7. Kami Mendukung Dan Memperkuat Eksistensi Bangsa Dayak Serta Berperan Aktif Dalam Bidang Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan Dan Keamanan (Ipoleksosbudhamkan) Dalam Berbangsa Dan Bernegara.


Kemudian pada tanggal 24/11/18 kemarin, Ormas/Perkumpulan Persaudaraan Dayak Serumpun (PDS) menyelenggarakan Seminar dengan Tema “Merajut Dayak Satu Darah” yang di ikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dari Temenggung, Pateh, Pengurus Adat sekecamatan Kembayan, Tokoh Pemerintahan Desa Sebongkuh, Perhimpunan Perempuan Dayak (P2D), Orang Muda Katolik (OMK) Kecamatan sewilayah Sekayam, serta pelajar Putra Puteri Dayak di wilayah Kecamatan Kembayan, kegiatan berjalan Sukses dan lancar.
Kegiatan dilaksanakan satu hari mulai pukul 08.00 wib s/d 17.00 wib dengan menghadirkan 7 Narasumber berkelas Internasional dan Nasional dengan dua Moderator. Acara dibagi menjadi dua sesi.
Sesi Pertama, Moderator Thomas, S.Pd., M.Si dengan empat Narasumber, yakni:
1. Dr. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si dengan materi berjudul Politik Pengelolaan Pemerintahan Perbatasan.
2. Christo S Lomon dengan materi berjudul Pembangunan Ekonomi Masyarakat Perbatasan Sebagai Pendukung PAD Bagi DOB Sekayam Raya.
3. Drs. Agustinus Clarus, M.Si dengan materi berjudul Politik Hubungan Internasional.
4. Katharina Lies, S.Pd dengan materi berjudul Pemberdayaan Perempuan Dayak.

Sesi Kedua, Moderator Daniel, S.Pd dengan tiga Narasumber, yakni:
1. Eusabinus Bunau, S.Pd. M.Si dengan materi berjudul Merajut Dayak Satu Darah.
2. Dr. Clarry Sada, M.Pd dengan materi berjudul Pemberdayaan Pendidikan Wilayah Perbatasan.
3. Viktorius Dunand, SE., M.Si dengan materi berjudul Strategi Pengelolaan Perbatasan.


Seminar ini diikuti dengan antusias oleh para peserta, dimana para peserta mendapat kesempatan untuk dapat bertanya kepada para Narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing secara langsung (tatap muka).

Kegiatan Gawai Rakyat Dayak Serumpun (GRDS) ini berakhir pada Minggu 25/11/18 dan di tutup dengan Ritual Adat pada hari senin 26/11/18 di Rumah Betang Romin Bunuo Sebungkuh kecamatan Kembayan. Penutupan ini di laksanakan dengan Ritual Adat di Pudagi JIRUNGUN PANTA.

Share:

MENGENAL RITUAL PENGOBATAN MASYARAKAT ADAT DAYAK WEHEA..KALTIM

Masyarakat Adat Dayak Wehea di Kampung Bea Nehas, Muara Wahau, Kutai Timur Kaltim mengenal ritual Adat untuk pengobatan Dan penyembuhan yang disebut Ritual Adat Njuq.
Ritual ini sering dilakukan oleh Komunitas Adat Dayak Wehea termasuk di Kampung Bea Nehas.
RitualAdat Njuq sudah dipraktekan oleh Masyarakat Adat Dayak Wehea secara turun temurun. Ritual in sendiri biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian khusus yaitu kemampuan berkomunikasi dengan roh – roh leluhur. Para pelaku ritual ini juga oleh Masyarakat Adat Dayak Wehea disebut Emta. Jumlah Emta dalam ritual bisa Dua hingga tujuh orang tergantung kemampuan orang yang akan melaksanakan ritual.
Proses ritual biasanya dilakukan Dua atau tiga Hari.
Saat memulai ritual, Emta terlebih dahulu memanggil roh – roh leluhur yang akan membantu dalam proses ritual ini. Setelah melakukan proses sawaian kemudian para Emta mulai mengelilingi balai kecil yang disebut Nak Blan sebanyak sekitar 7 kali dengan membawa perlengkapan ritual seperti boneka Dan parang.
Proses selanjutnya adalah pengobatan kepada pasien dengan menggunakan telur yang disentuhkan kepada pasien. Mulai Dari kepala hinggal ujung kaki. Kemudian telur dipecah setelah telur bercampur dengan panyakit – penyakit pasien.
Setelah ritual adat selesai, semua perlengkapan harus dibongkar Dan pasien harus bepantang sesuai dengan yang disampaikan oleh Emta seperti tidak boleh membuka rumah Dan menerima tamu selama sekitar tiga hari dengan memberi tanda daun pisang yang digantung didepan rumah.
Pada hari ketiga berpantang, para Emta kembali melakukan ritual penutupan yang mengakhiri proses berpantang yang juga merupakan penutupan proses Ritual Adat Njuq
Selama proses Ritual Adat Njuq tidak boleh ada kucing dan dilarang menyentuh langsung Emta. Ini merupakan pantangan untuk Emta.
Dari : Berbagai Sumber (BL - Masyarakat Adat Dayak Wehea)
Share:

NYESER , RITUAL ADAT DAYAK MENGUSIR HANTU ..DAYAK TABA



Umumnya dimasa kini orang lebih realistis, dan berpikir lurus terhadap suatu tindakan yang berada diluar nalar, terutama mereka yang tinggal diperkotaan. Namun cara berpikir seperti itu kebanyakan berbanding terbalik dengan masyarakat yang tinggal diperkampungan, Dayak Taba yang ada di Batang Tarang, Kabupaten Sanggau misalnya, mereka tetap berpeggang teguh pada nilai-nilai adat-istiadat, budaya tradisi yang diyakini dapat menghubungkan diri dengan Sang Pencipta, dan roh.
Meski acapkali dikatakan primitif, irasional oleh orang yang berpikir rasional atau mereka yang menganut faham moderen, masyarakat Taba tetap saja mempertahankan ideology budaya tradisi warisan leluhur mereka, satu diantaranya adalah timang-timang sabayot atau juga sering disebut upacara nyeser, yaitu sebuah ritual untuk mengusir roh jahat atau hantu, karena mereka percaya untuk melawan kekuatan roh jahat harus dengan cara-cara mistik.
Budaya tradisi unik ini dilangsungkan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang masyarakat Taba, dan mampu bertahan ditengah kehidupan budaya moderen. Tata cara pelaksanaannya pun amat kental, membuat kehidupan sosial budaya mereka nampak berbeda dengan masyarakat lain yang tinggal disekitar.
Ritual nyeser amat erat kaitannya dengan kehidupan kearifan lokal. Upacara ritual ini juga dilakukan tidak sekedar bertujuan untuk mengusir roh jahat atau hantu yang merusak tanaman, namun juga hewan peliharan, bahkan manusia. Dapat dikatakan bahwa ritual ini termasuk tolak bala.
Upacara nyeser biasanya dilakukan sebelum menuai padi diladang atau sawah, saat padi mulai menguning, dalam bahasa Taba “mata’k pade angot”. Digelar sekitar bulan Pebuari dan Maret.
===Awal Mula Upacara Nyeser==
Dahulu mata pencaharian masyarakat Taba hanya berladang dan menoreh (menderes) getah (pohon karet). Setiap tahunnya selalu saja ada gadis atau pemuda yang ditimpa musibah hingga menyebabkan kematian. Begitu juga dengan panen yang selalu gagal, dan hewan ternak seringkali mati mendadak. 
Masyarakat kemudian melakukan perundingan yang disebut ngondong, dihadiri pemangku adat dan panglima untuk mencari tahu apa penyebabnya. Diketahuilah ternyata disebabkan oleh tujuh amot (hantu). Masyarakat pun sepakat mengusir hantu itu dengan melakukan upacara yang disebut nyeser atau emburu amot (memburu hantu).
Nama-nama tujuh hantu itu adalah amot samper; yaitu hantu yang mengganggu kesehatan penduduk,  amot buah; hantu mengganggu buah ditembawang penduduk, amot rangka; hantu menggangu ternak penduduk, amot bujang peranso; hantu mengganggu ketentraman hati manusia, amot bu; hantu mengganggu ternak ayam, amot buer; hantu mengganggu makanan, amot reok; hantu rakus.
==Tata Cara dan Peraga Ritual==
Sebelum upacara dimulai. Disetiap penjuru jalan dipasang ancak (sesaji) untuk meminta keselamatan dari yang maha kuasa. Roh-roh jahat, diwujudkan dalam bentuk topeng yang terbuat dari kayu ringan, diperagakan oleh manusia dengan tarian spontan alakadarnya namun dinamis, selaras mengikuti alunan musik yang amat khas, menggunakan peralatan musik tradisional, diantaranya kenong, gendang, gong disertai paca pamang pelaksana adat, dan tarian empat orang wanita paruh baya.

Meski terkesan sederhana, namun gerakannya terlihat tegas menggambarkan atau mengekspresikan sosok mahluk yang mereka perankan, yang dilakoni oleh tujuh orang pemuda dengan tubuh berbalut ijuk mayang (enau) dari ujung tangan hingga kaki yang di ikat dengan rotan.
Pada upacara ini disiapkan lanting seperti rumah kecil yang terbuat dari pelepah sagu. Didalamnya berisikan sajian, diantaranya baras salamat, nasi ketupat, sabang sungkai (dalamnya berisi nasi), dua buah pancong paleh (dalamnya berisi tuak dan air), tumpi (cocor), purut (lemang), baras emping, padi baru dan semua hasil panen seperti mentimun, jagung, peranggi, labu, serta satu ekor anak ayam.
Setelah upacara selesai, pelaksana adat dibantu warga membawa lanting ke sungai untuk dihanyutkan. Mereka percaya para hantu ikut hanyut bersama lanting mengikuti arus sungai.
Oleh: Berbagai Sumber (AS)


Share:

SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG GEREJA KATOLIK SANTO ROBERTUS STASI SANJAN KUNUT DESA KERAKAS

Panitia pembangunan gereja Katolik St. Robertus Stasi Sanjan Kunut Paroki Sosok Keuskupan Sanggau melaksanakan serah terima hasil pekerjaan pembangunan yaitu "Rangka payung full body gedung gereja St. Robertus Sanjan Kunut" dari kepala Tukang pada Selasa 30/10/2018.


Serah terima ini di saksikan oleh Pastor Fidelis Siagian,Pr yang selaku Pastor pembina dalam pembangunan gereja ini. Hadir juga Kepala Desa Kedakas, Kepwil dusun Kedian, anggota tukang, anggota panitia pembangunan beserta seluruh umat Katolik Stasi Sanjan Kunut.

Kegiatan serah terima ini diawali dengan Misa (Perayaan Ekaristi Kudus) pada pukul 08.30 wib s/d selesai di gedung balai pertemuan Kampung Sanjan Kunut Dusun Kedakas Desa Kedakas Kecamatan Tayan Hulu.

Dalam renungan nya Pastor Fidelis Siagian,Pr berpesan kepada umat untuk selalu Berbakti kepada Tuhan. "Percuma gedung gereja megah, jika rasa Bakti kepada Tuhan tidak ada" ucapnya.

Beliau juga menambahkan "Kebaktian harus menjadi keputusan Bersama dan Mendasar, sebagaimana Yesus memberikan yang terbaik bagi kita umatnya" pesannya.


Pada kesempatan yang sama Ketua umat Katolik F. Solihin juga meminta kepada umat Katolik terkait tanggungjawab dalam pembangunan ini. "Gereja sudah berdiri sekitar 40%, ini menjadi tanggungjawab kita bersama untuk menyelesaikannya" pintanya.


Sementara itu Kepala Desa Kedakas Supiandi mengingatkan agar umat Katolik di Stasi Sanjan Kunut ini lebih meningkatkan iman akan hidup menggereja "gedung gereja ini kelak harus menjadi tempat untuk umat Katolik disini beribadah" pungkasnya.

"Jangan seperti sebuah Stasi yang pernah kami lewati saat turnei, bukan nya manusia yang Sembahyang, malah kambing yang naik diterasnya karena tidak ada aktifitas umat pada hari Minggu itu" sampainya dibarengi gelak tawa oleh hadirin Misa.



Dalam kesempatan ini juga Panitia pembangunan menyampaikan laporan keuangan dalam hal sumbangan - sumbangan dari pihak - pihak yang telah berpartisipasi dalam bentuk sumbangan Dana cair serta barang yang telah diterima, serta melaporkan alokasi anggaran yang sudah terealisasi kepada Pastor, Kepala Desa serta umat setempat.
Share:

PEMBANGUNAN GEREJA ST.ROBERTUS STASI SANJAN KUNUT PAROKI SOSOK KEUSKUPAN SANGGAU MEMASUKI TAHAP PELETAKAN BATU PERTAMA


Sanjan Kunut, Paroki Sosok (STH) - Umat Katolik Stasi Sanjan Kunut Paroki Kristus Raja Sosok Keuskupan Sanggau Melaksanakan Peletakan Batu/Tiang Pertama Pembangunan Gereja Santo Robertus Sanjan Kunut beralamat di RT 02 Sanjan Kunut Dusun Kedakas Desa Kedakas Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau pada Rabu 3 Oktober 2018 lalu.

Peletakan Batu/Tiang Pertama ini di laksanakan oleh Pastor Paroki setempat Pastor Fidelis Siagian Pr, Ketua Umat Katolik Stasi Sanjan Kunut Losianus Solihin bersama Panitia Pembangunan, Umat Katolik Stasi Sanjan Kunut Paroki Kristus Raja Sosok Keuskupan Sanggau serta perwakilan Pihak Pemdes Kedakas Sifrianus Juhe dan Silvanus Ajus.

Adapun perencanaan Biaya untuk pembangunan gereja ini adalah sekitar 300 jt dengan luas bangunan 8 x 14 meter, ungkap ketua Panitia Fransiskus Sudomo setelah selesai acara.


Menjadi latar belakang pembangunan ini adalah : Kampung Sanjan Kunut terdiri dari dua Rukun Tetangga yaitu RT. 02 dan RT. 05 yang merupakan bagian dari wilayah Dusun Kedakas, Desa Kedakas yang secara administratif Pemerintahan adalah merupakan wilayah Desa Kedakas; Kecamatan Tayan Hulu; Kabupaten Sanggau.

Dalam struktur pembinaan Reksa Pastoral, Stasi St. Robertus Sanjan Kunut masuk dalam wilayah Paroki Kristus Raja Sosok Keuskupan Sanggau. Penduduk Sanjana Kunut Dusun Kedakas Desa Kedakas sebagian besar menganut Agama Katolik.

Secara Geografis Stasi Sanjan Kunut Dusun Kedakas Desa Kedakas bisa ditempuh melalui jalan darat +- 5 Km dari pusat kota Sosok Kecamatan Tayan Hulu  dan +- 5 Km dari Pusat Paroki dengan kondisi jalan cukup baik dan lebih banyak ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Sedangkan mata pencarian Penduduk sebagian besar dibidang pertanian dan perkebunan, namun dari mata pencairan Pertanian dan Perkebunan tersebut Penduduk Sanjan Kunut masih kekurangan Pendapatan Perekonomian nya, sehingga penduduk Sanjan Kunut tidak bisa menyekolahkan anak-anak hingga ke jenjang yang lebih tinggi (SLTA dan Sarjana) dan dalam bidang Keagamaan penduduk Sanjan Kunut sulit untuk membangun Tempat Ibadah/Gereja.

Kondisi Iman Katolik di wilayah ini sangat memprihatikan, para Bapak/ibu serta anak-anak yang tidak memiliki Kendaraan Bermotor sangat sulit untuk Beribadah mengingat jarak tempuh ke pusat Paroki yang cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Bahkan pada hari Raya Agama Katolik sekalipun, umat Katolik di Kampung/Stasi Sanjan Kunut ini hanya sebagian saja yang dapat Sembahyang/Ibadah ke Pusat Paroki.

Menjadi tujuan (dampak atau perubahan yang diharapkan) : Dilihat dari komposisi penduduk, menurut Agama maka dapat dijelaskan, bahwa penduduk Sanjan Kunut berjumlah 65 KK dengan rincian yang memeluk agama Katolik sebanyak 38 KK dengan rincian laki-laki 156 jiwa dan perempuan 135 jiwa. Dengan demikian kampung Sanjan Kunut Dusun Kedakas Desa Kedakas lebih banyak beragama Katolik disamping penduduk tersebut memeluk agama Kristen Protestan.

Beberapa tahun ini perkembangan umat Katolik cukup pesat, namun perkembangan tersebut belum didukung oleh Sarana dan Prasarana Rumah Ibadah (Gereja) dan Pembina/Guru Agama yang memadai.

Oleh karena kondisi Iman Katolik di wilayah ini sangat memprihatikan, maka umat Katolik kampung/Stasi Sanjan Kunut bermaksud mendirikan Rumah Ibadah (Gereja) yang akan dipergunakan untuk kegiatan Sembhayang/Ibadah serta pembinaan Iman umat pada hari Minggu dan Hari Raya Agama Katolik.

Panitia Pembangunan gereja ini juga masih mengharapkan bantuan serta sumbangan dari berbagai pihak dalam bentuk material maupun dana cair.

Bagi para Donatur yang hendak membantu, silakan menyalurkan bantuan nya melalui Panitia Pembangunan Gereja Santo Robertus Stasi Sanjan Kunut Paroki Sosok atau melalui Pastor Paroki Sosok.


Share:

RIBUAN ORANG UMAT KATOLIK HADIRI TEND PEMIMPIN UMAT DI KEUSKUPAN SANGGAU




Sanggau (STH) - Uskup Sanggau Mgr. Guilio M, CP membuka Tend Pemimpin Umat sekeuskupan Sanggau pada minggu 9/9/2018.

Kegiatan Tend diawali dengan Misa Pembukaan pada pukul 17.00 Wib yang dipimpin oleh Uskup dari Keuskupan Kupang Mgr. Petrus Turang dan didampingi oleh Uskup Sanggau Mgr. Guilio M. CP dan dibantu oleh Pastor Richardus Riadi dan Pastor Bartolomeus Tolo. Setelah Misa pembukaan kegiatan dilanjutkan dengan Seremoni Pembukaan yang dimulai sekira pukul 18.30 wib.

Hadir pada acara pembukaan ini Bupati Sanggau Paulus Hadi dan istri, wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot dan istri, Bupati Sekadau Rupinus dan Istri, Sekda Sanggau Leysandri dan istri, anggota DPRD Sanggau Tehau, para OPD Sanggau dan Sekadau, para undangan, umat setempat serta para Pemimpin umat seKeuskupan Sanggau sebagai peserta Tend dan para Pastor, Bruder dan Suster dari 25 Paroki seKeuskupan Sanggau. Kegiatan Pembukaan ini dihadiri sekitar 2.500 orang terdiri dari 1.862 orang peserta Tend dan selebihnya nya para undangan dan umat setempat.

Dalam penyampaian laporan nya Ketua Panitia Kegiatan memperkirakan akan hadir pada acara puncak yaitu Dedikasi dan Konsekrasi Gereja Katedral Hati Kudus Yesus pada Selasa 11 September 2018 sekitar 5.000 sampai 10.000 orang umat Katolik beserta undangan dari keuskupan lain. Beliau juga menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang sudah berkontribusi mensukseskan penyelenggaraan kegiatan ini.

Tidak luput menyampaikan terimakasih, Bupati Sanggau Paulus Hadi juga menyampaikan terimakasih kepada para pihak Gereja Bpk. Uskup, Imam, Biarawan, Biarawati beserta para Pemimpin Umat di Kring dan Kampung-kampung yang bekerja membantu Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Sanggau yang beriman. "Ini lah Pemimpin yang sejati, yang bekerja tanpa upah/gaji" sampai nya.

Kegiatan berlanjut dengan berbagai kegiatan Pujian-pujian dan pada akhir kegiatan di putar dokumentasi sejarah Gereja Katedral Hati Kudus Yesus. Kegiatan berjalan aman dan lancar hingga di tutup untuk istirahat malam sekitar jam 22.00 wib.

HEN

Share:

RAMBAI UCAP SYUKUR BALAS NIAT DI PEDAGI ABAE BUO

Rambai, (STH) - Warga Masyarakat Adat kampung Rambai Dusun Kedian Desa Kedakas Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau melaksanakan kegiatan Syukuran atas penetapan Kemenangan Pasangan Bupati terpilih Kabupaten Sanggau pada sabtu 18/08/2018 Lalu.

Kegiatan Syukuran Molah Niyat ini di selenggarakan oleh warga atas terpilih nya Bupati Kabupaten Sanggau Bapak Paolus Hadi-Yohanes Ontot sesuai dengan penetapan KPUD Kabupaten Sanggau pada Senin 18/08/2018 lalu.

Kegiatan diselenggarakan di salah satu cagar budaya Pedagi Abae Buo' Dusun Kedian Desa Kedakas kecamatan Tayan Hulu kabupaten Sanggau. Kegiatan ini bertujuan untuk mengucapkan syukur kepada Penompo (Tuhan Yang Maha Esa) dan Shiyoang Mandala Uda (Dato' Nala Uda) dan Shiyoang Nek Ntos beserta Shiyoang Abae Buo' (Dato' Batara Guru) yang biasa disebut juga Panglima Uda.
Pedagi ini dipercaya oleh warga Masyarakat Adat kampung Rambai sebagai tempat Suci, sebagai tempat Pemujaan bagi Sang Pencipta (TYME) serta tempat berdiam nya roh para leluhur (Shiyoang) yang memiliki kemampuan sakti semasa hidupnya dimasa lalu.

Roh leluhur (Shiyoang) ini percayai oleh warga Masyarakat Adat setempat masih berdiam dalam sebuah patung yang memang dibuat oleh warga setelah kematian sang leluhur dengan mengadakan acara Adat Khusus.

Pedagi ini dibangun setelah kematian sang leluhur pada tahun yang tidak diketahui kejelasannya. Kemudian oleh warga Masyarakat Adat kampung Rambai pada tahun 1973, saat kepemimpinan kepala Kampung Bpk. Juari, Pedagi ini dipindahkan ketempat yang baru, serta dibangunkan sebuah Pondok sebagai pelindung Patung-patung ini dari curahan hujan dan sinar matahari langsung.

Pada saat pemindahan Pedagi ini tahun 1973 silam, warga Masyarakat Adat kampung Rambai juga melaksanakan kembali Ritual Adat Besar secara Khusus.
Pada acara Molah Niyat kali ini, warga mempersembahkan seperangkat Adat/Perawat sebesar empat hiyae yang terdiri dari 4 poto Babi, 4 ekor ayam kampung, 4 bumbuang ketan masak, 4 mangkok beras ketan, 4 mangkok beras kampung, 4 botol Tuak beserta berbagai macam perlengkapan Pamang/ritual lain nya.

Kegiatan dilaksanakan satu hari, dimulai pagi hari hingga berakhir pada sore hari.



Share:

KSP CU SEMARONG KANTOR PUSAT MENGADAKAN PENDIDIKAN DASAR BAGI ANGGOTA BARU

Tayan Hulu (STH) - Koperasi Simpan Pinjam CREDIT UNION SEMARONG Kantor Cabang Sosok mengadakan Kegiatan Pendidikan Dasar bagi anggota yg baru bergabung, maupun yang sudah lama namun belum mengikuti Pendidikan Dasar anggota di aula kantor pusat jalan Bardan no. 6 - 7 Sosok I Kecamatan  Tayan Hulu, pada Jumat 29 Juni 2018 kemarin.

Kegiatan dimulai pukul 08.00 wib dan berakhir pada pukul 16.00 wib. Kegiatan diikuti sekitar 20 orang anggota KSP CU SEMARONG yang berasal dari wilayah kecamatan Tayan Hulu.
Hadir sebagai Penyampai materi Kepala Departemen Marketing & Development Member Bpk Yustinus Heriyanto, Manager KC.Sosok Ibu Katarina Tuti,  Kepala Bagian  Layanan anggota dan pemasaran produk KC.Sosok Bpk Marzuki Tinas.

Materi dibagi dalam 3 sesi.
Sesi pertama tentang Analisis Sosial dan Pembangunan Ekonomi, Sesi kedua tentang sejarah lahir nya Credit Union, dan sesi ketiga tentang Pola Kebijakan Pengurus KSP CU Semarong.

Dalam penyampaian nya Kabag Diklat Bpk Marzuki Tinas berharap agar Anggota CU Semarong dapat menghindari kebiasaan buruk yg marak terjadi dikalangan masyarakat seperti : Perjudian, Mabuk-mabukan, merokok, pengangguran, prostitusi, narkoba, tidak mau sekolah dan sex bebas, perdagangan manusia/trafficking serta kesenjangan sosial.

"Kami berharap anggota CU bisa meninggalkan kebiasaan buruk yang marak terjadi dikalangan masyarakat, kita ingat pelajaran waktu di bangku Sekolah Dasar ada istilah peribahasa, Rajin pangkal Pandai, Hemat pangkal Kaya, itu bisa menjadi acuan dalam kehidupan kita" ungkap nya

Kegiatan berjalan lancar, anggota yg hadir menyambut baik akan Pendidikan yg diberikan Pihak KSP CU Semarong kepada anggota nya.
Sebagai penutup acara, para peserta pendidikan dilantik dengan mengucapkan beberapa Ikrar anggota KSP. Credit Union Semarong, yg pada inti nya mengikrarkan untuk setia mengelola keuangan keluarga dengan sebaik-baik nya agar dapat mencapai kesejahtera secara ekonomi.

HENDRIKUS HENDI

Share:

BERDAYAKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN ANYAMAN LIDI SAWIT

Kedakas, Sanggau (STH) - Pemerintah Desa Kedakas Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau, melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan mengadakan Pelatihan Anyaman Piring Lidi bagi para Ibu Rumah Tangga sewilayah Desa Kedakas pada Kamis, 19 Juli 2018.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Pembina Desa Camat Tayan Hulu Drs. Anselmus serta Kepala Desa Kedakas sebagai Penanggung Jawab kegiatan. Serta hadir Narsum dan para peserta pelatihan sekitar 30 orang dari empat Dusun di wilayah Desa Kedakas.
Sebagai Narasumber/Pelatih pihak Panitia penyelenggara menunjuk tiga orang Penduduk Desa Kedakas yg sudah pandai dan pernah mengikuti Pelatihan khusus sebelum nya. Sehingga tidak diragukan lagi kemampuan para Pelatih dalam melatih peserta,  sehingga terbukti dari hasil pelatihan sangat memuaskan.
Kegiatan dimaksud untuk melatih kaum Ibu Rumah Tangga agar dapat dijadikan pekerjaan tambahan dirumah, sehingga dapat membantu penghasilan perekonomian keluarga diwilayah Desa Kesakas. Serta dapat menjadi sumber tambahan penghasilan dari pekerjaan pokok sebagai petani dan pekebun.
Dalam kesempatan ini Camat Tayan Hulu berpesan "Desa harus melihat potensi yang ada, mengingat pokok sawit yang banyak, sehingga pelepah yang seharusnya terbuang bisa dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan seperti piring lidi ini."
Beliau menambahkan "Hari ini saya sengaja datang kesini, saya coba melihat betul tidak kegiatan ini, yang Desa manfaatkan sehingga dapat memberdayakan Ibu-ibu rumah tangga diwilayah ini. Saya berharap kegiatan ini bisa berlanjut, agar lebih banyak yang pandai, sehingga Desa Kedakas bisa di kenal menjadi penghasil Piring Lidi mengingat di wilayah desa Kedakas banyak Perkebunan kelapa sawit, sehingga tidak begitu sulit untuk mencari bahan baku nya."
Sedangkan dari para peserta pelatihan juga sangat berterimakasih atas penyelenggaraan kegiatan ini, sehingga mereka memperoleh kepandaian yang bisa mereka pergunakan untuk tambahan penghasilan perekonomian rumah tangga di tempat mereka masing-masing.
H. HENDI
Share:

RATUSAN PETANI ANGGOTA KUD MITRA PTP NUSANTARA XIII MEMBLOKIR KEBUN INTI, PKS DAN KANTOR PTPN XIII DISTRIK KB I-II

Meliau (STH) - Ratusan petani sawit yang tergabung dalam 9 KUD (Koperasi Unit Desa) Kebun Sungai mitra PTP Nusantara XIII yang terdiri dari KUD Tani Lestari (Kec.Parindu), KUD Karya Kita Bersama (Kec.Parindu), KUD Pandu Raya (Kec.Parindu), KUD Lebak Damai (Kec.Parindu), KUD Mayam Jaya (Kec.Meliau), KUD Mekar Sari (Kec.Meliau), KUD Tawang Seragi (Kec.Kapuas), KUD Sawit Pama (Kec.Kapuas), serta KUD Jaman Betuah (Tayan Hilir) menggelar aksi PEMBLOKIRAN dan PENGHENTIAN aktifitas sementara PKS Meliau, PKS Rimba Belian, Kantor GM Distrik Kal-Bar I, Kantor Sentral kebun Meliau, Sei Dekan, Gunung Emas serta 28 Afdeling atau Mes PTP Nusantara XIII (Persero) Kebun Sungai, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, pada hari minggu, 19 Agustus 2018 lalu.
Berdasarkan keterangan Ketua KUD Mekar Sari mewakili para Petani/Masyarakat Adat Bpk. Kancilkus "Aksi ini didasari atas kekecewaan para petani terhadap Surat dari direktur utama PTP Nusantara XIII kepada Gubernur Kalimantan Barat nomor : 13.00/05/X/11/VII/2018 mengenai Penghentian sementara operasional beberapa Pabrik Kelapa Sawit serta pembelian TBS Plasma Pirbun dan pihak ke III serta TBS plasma KKPA dan Revitbun. Kemudian dalam surat tersebut juga memperbolehkan KUD/Petani plasma dan petani swadaya/pihak ke III sementara waktu untuk menjual TBS nya ke Pabrik lain. Kemudian juga muncul surat tentang penundaan gaji bulan Juni dengan nomor surat : 13.07/M-160/VII-2018 mengenai penundaan pembayaran TBS petani plasma sampai dengan adanya ketersedian dana diperusahaan". Paparnya.
Akibat dari Surat Direksi kepada Gubernur KalBar nomor : 13.00/05/X/11/VII/2018, Masyarakat Adat para Petani Plasma kebun Sungai yang terdiri dari plasma KKPA Meliau dengan luas areal 3.574,42 Ha yang terdiri dari 5 KUD serta plasma KKPA Rimba Belian dengan luas areal 4.463,06 Ha terdiri dari 4 KUD sebagai mitra PTP Nusantara XIII, dengan produksi kurang lebih 12.000.000 ton/bln dengan jumlah KK kurang lebih 4.500 KK terancam nasib nya.
Atas Situasi yang dirasakan, maka ratusan perwakilan Petani yang terdiri dari 9 KUD sebagai mitra PTP Nusantara XIII melakukan aksi Pemblokiran/Penghentian aktifitas sementara di seluruh Kebun inti, PKS dan Kantor PTP Nusantara XIII wilayah Kecamatan Meliau dan Parindu.
Sebelum aksi ini di laksanakan pada 19 Agustus 2018, para pengurus KUD diwilayahnya DKB-I dan II bersama pihak perusahaan, pemerintah, DPRD dan para tokoh masyarakat telah beberapa kali mengadakan rapat untuk mencari solusi, namun pertemuan rapat-rapat tersebut tidak lah menjawab tuntutan dan kehendak masyarakat Adat/Petani mitra PTP Nusantara XIII ini.
Sebelum melakukan aksi para petani berkumpul di balai adat "Dio Nyah Nak Berogo" dusun pintu sepuluh, desa melobok, kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau untuk melaksanakan ritual adat memohon berkat kepada Jebata (Tuhan yang Maha Esa) agar aksi penyegelan berjalan aman dan lancar.
Aksi tersebut berjalan lancar serta mendapat penjagaan dari anggota Polsek Meliau, Polsek Parindu, Polres Sanggau, Koramil Parindu dan Koramil Meliau.
Febu/Hen
Share:

MUSYAWARAH DESA KEDAKAS UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2019 RAMAI

Kedakas, Sanggau (STH) - Pemerintah Desa Kedakas akhirnya memfasilitasi pelaksanaan Musyawarah Desa (MUSDES) tingkat Desa setelah selama sepekan lalu mengadakan Musyawarah Dusun di tingkat dusun seDesa Kedakas, pada Rabu, 8 Agustus 2018.
Musdes ini diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa Kedakas serta difasilitasi oleh Pemerintah Desa Kedakas dan di hadiri sekitar 85 Orang undangan yang terdiri dari unsur-unsur dinas terkait di Kecamatan Tayan Hulu diantaranya Camat, Kapolsek, Danramil, Diknas, BP3K, Manbun, Dinas Kesehatan, Pendamping Desa, Aparatur Desa, PKK, KPMD, LPM, Tokoh Masyarakat, beberapa perwakilan Pihak Perusahaan Swasta dan masyarakat undangan lain nya.
Pada penyampaian nya Kepala Desa Kedakas Supiandi menyampaikan "kegiatan hari ini adalah penyampaian usulan dari masyarakat-masyarakat dari dusun dan RT masing2 yg nanti akan kita rekap dalam RKP-Des dan selebihnya yang tidak bisa dilaksanakan oleh Desa akan diusulkan untuk DU-RKP".
Melanjutkan penyampaian Kepala Desa, Pendamping Desa bidang Pemberdayaan Erwin Rano menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan "Musdes adalah musyawarah tahunan tingkat desa yg diselenggarakan BPD guna mereview kembali  kegiatan desa baik bidang pembangunan,pemberdayaan,pembinaan yg masuk dalam  dokumen RPJMDEs.dan direncanakan kembali pada tahun anggaran 2019 dengan kesepakatan dalam musyawarah ini." Ucapnya.
Beliau juga menambahkan "Mereview/mencermati dokumen kegiatan yg sudah maupun yg belum dilaksanakan dan akan disusun kembali sesuai dengan kesepakatan desa dalam musdes,  Sesuai dengan Permendagri 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan Desa pasal 20,21,22." Pungkasnya.
Sedangkan dari Dinas Kesehatan Kecamatan Tayan Hulu Ibu Agustina menyampaikan "menurut data kami 43,97% penduduk desa Kedakas sudah memiliki MCK dirumah masing-masing, sedangkan sisa nya masih menggunakan jamban di sungai. Kita berharap agar masyarakat bisa meninggalkan jamban sungai dan beralih menggunakan MCK darat, sehingga tidak mencemari air sungai." Pungkasnya.
Selanjutnya dari BP3K Bpk Deni menyampaikan "Desa Kedakas ini memiliki potensi pertanian dan perkebunan, silakan masyarakat mengolahnya hingga menghasilkan, mengingat pangan adalah prioritas." Pesan nya.
Manbun Kecamatan Tayan Hulu Bpk Ahmad Kusnandar menambahkan "Masyarakat harus bisa menggunakan kesempatan yang diberikan oleh pemerintah serta harus wajib melengkapi pengajuan dengan proposal." Tambahnya.
Sedangkan dari unsur Diknas Bpk Donatus menyampaikan bahwa "kita di Kecamatan Tayan Hulu kekurangan guru PNS, bahkan ada beberapa sekolah yg hanya memiliki 1 orang guru PNS. Maka melalui komite kita usulkan partisipasi masyarakat untuk guru honor." Ungkapnya.
Dari Polsek Tayan Hulu melalui Bhabinkamtibmas Brigadir Andika RD Napitupulu mengingatkan "Kepala Desa harus berhati-hati dalam pengelolaan Dana Desa. Serta bagi masyarakat, tokoh agama, tokoh adat serta sukarelawan masyarakat mari bersama mencegah Karhutla di desa Kedakas ini." Ujarnya.
Kemudian acara berlanjut dengan penyampaian aspirasi warga yg diwakili oleh beberapa perwakilan tokoh masyarakat, yang pada inti nya meminta kepada pihak Perusahaan agar bersedia kiranya membatu pemerintah dalam hal penyaluran CSR (Corporate Social Responsibility) nya untuk kegiatan Pembangunan serta Pembinaan diwilayah desa Kedakas ini.
Menanggapi aspirasi masyarakat Kasi Pem Kecamatan Tayan Hulu Bpk. Mardin menyampaikan bahwa "Mengingat anggaran Pemerintah sifatnya terbatas alokasi nya, maka sangat diharapkan pihak swasta dalam hal ini Perusahaan-perusahaan Perkebunan yang ada diwilayah ini untuk bisa bersinergi membantu pemerintah dalam Pembangunan dan Pembinaan." Pungkasnya.
Dan pada akhir penyampaian, mewakili masyarakat dan tokoh masyarakat Ketua BPD Desa Kedakas Bpk Yusman menyampaikan bahwa "Masyarakat desa Kedakas sangat mengharapkan bantuan dari pihak-pihak Perusahaan swasta melalui CSR nya untuk bersinergi bersama pemerintah Desa untuk membantu Pembangunan, pembinaan serta pemberdayaan masyarakat diDesa Kedakas ini." Sampainya.
Kegiatan Musdes berlangsung aman, lancar dan berakhir sekitar pukul 13.30 wib. Yg ditutup dengan Doa Penutup oleh salah seorang tokoh agama peserta Musdes Kedakas.
HEN
Share:

STOP KRIMINALISASI

STOP KRIMINALISASI
MAD

Ucapan Selamat

Ucapan Selamat
Selamat Natal dan Tahun Baru

IKLAN

IKLAN
Pasang Iklan disini 0852 4996 2992

LOGO

LOGO
Garuda Pancasila

Categories

Label

Total Tayang Postingan

Mari Berkontribusi

Mari Berbagi Informasi...!!!
Tuangkan informasi di sekitar anda dengan mengirimkan Narasi/Tulisan beserta dokumentasi nya kepada Kami. di No WA.0852.4996.2992

Pages