LESTARI BUDAYA - Andrew Ambrose Atama Katama (tiga dari kiri), Perwakilan Tetap Penduduk Pribumi Suku Dayak di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, Amerika Serikat, menemui Bupati Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, Suryadman Gidot (tengah) di Bengkayang, Selasa malam, 22 Januari 2019.
Kedatangan Atama Katama di Bengkayang, didampingi mantan Bupati Pontianak, 1999 - 2004, Cornelius Kimha, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkayang, Martinus Kajot, Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang, Obaja, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang, Agustinus Yan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang, Aleksius, tentang sosialisasi renacana Ekspedisi International Tumbang Anoi, Kecamatan Damai Batu, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019.
Selanjutnya Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot, segera mengirim tim kecil ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, untuk berkoordinasi lebih lanjut.
Pada 22 Mei - 24 Juli 1894, ribuan tokoh Dayak se Pulau Borneo menggelar pertemuan damai di Tumbang Anoi, dengan salah satu keputusan mengikat, hentikan praktik perbudakan dan budaya mengayau.
Atama Katama, dalam diskusi dengan Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot, mengatakan, PBB sekarang sangat tertarik terhadap berbagai praktek kearifan lokal Suku Dayak di dalam pelestarian lingkungan, kehutanan yang bersumber pada praktik religi agama asli Suku Dayak.
Karena itu, sekarang tengah dihimpun formulasi konsep pembangunan yang bersumber kepada aplikasi religi agama asli Suku Dayak yang bersumber dari adat istiadat dan hukum adat Suku Dayak.
Berkaitan dengan itu, peran juru kunci Suku Dayak di dalam menjaga keseimbangan ekosistem di lokasi situs pemukiman dan pemujaan berupa hutan, air terjun, gunung, bukit, dan sungai, sebagai lokasi pariwisata religi agama asli Suku Dayak menjadi perhatian dunia internasional.
Berbagai Sumber
